Menjadi Penduduk Makmur dengan Banyak Bersyukur dan Jujur

Writed by: admin

"Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, tidak jujur sulit diperbaiki."

[Bung Hatta]

Motivasi dari Bung Hatta tersebut hendaknya kita jadikan penyemangat dalam belajar dan beribadah. Pada hakikatnya setiap hamba yang dicipta memiliki tugas utama yaitu beribadah, setiap perbuatan manusia akan menjadi ibadah jika memiliki manfaat bagi dirinya dan orang lain.

Sebagai penduduk yang hidup di negara yang menjunjung tinggi norma-norma agama, adat dan budaya, hendaknya senantiasa mampu menginternalisasi nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Bertepatan dengan momen perayan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 79, perkenankan penulis untuk memberikan sedikit edukasi agar kita dapat lebih menghargai para pahlawan pejuang kemerdekaan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajah.

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Presidan pertama Republik Indonesia; “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.” Semboyan tersebut disampaikan oleh Presiden Soekarno, dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966.

Kemerdekaan negara Indonesia pada bulan Agustus 1945 telah melahirkan banyak syuhada, para pahlawan. Mereka yang telah berjasa akan terus hidup sebagaimana janji Allah subhanahu wata'ala. Di dalam Surat Ali Imran ayat 169 sebagai berikut :

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ

Artinya: "Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya." (QS. Ali Imran ayat 169)

Dalam Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, memberikan tafsiran bahwa : Wahai Nabi dan setiap orang yang mendengar, jangan sampai kamu mengira bahwa orang-orang yang mati syahid di perang Uhud dan perang lainnya itu mati, melainkan mereka itu hidup di alam khusus, yang mana tidak ada yang mengetahui kehidupan di alam itu kecuali Allah subhanahu wata'ala. Hal ini disebutkan dalam hadits bahwa ruh para syuhada berada di atas sungai yang berkilau di pintu surga di kubah berwarna hijau. Sesungguhnya mereka di surga itu diberi rejeki dan makan.

Nabi mengabarkan hal itu untuk para syuhada perang Uhud, lalu Allah menurunkan surat Ali Imran ayat 169. Penghargaan Allah swt. terhadap para syuhada, dalam kasus Perang Uhud ini dapat menjadi suatu ganjaran bagi para pahlawan kusuma bangsa. Mereka telah memberikan nafas kehidupannya di alam kemerdekaan, untuk kehidupan manusia setelahnya dengan tujuan kemerdekaan hanya sebagai cita-cita dan impian ratusan tahun. Mereka para pahlawan menghentikan denyut jantungnya, menjadi tameng dan martir yang harus berhadapan dengan senjata mesin yang canggih, peluru-peluru dari moncong senapan, meriam, granat tangan, selongsong bom yang berhulu ledak mematikan. Tubuh-tubuh mereka yang lemah yang hanya dibalut kulit, tulang dan daging rela menerima terpaan, dentuman peluru yang meledak. Kematian mereka pada hari-hari yang ditentukan, pada hari-hari yang dihitung oleh mereka yang hidup sebagai kepulangan yang memilukan.

Namun dimata Allah subhanahu wata'ala, mereka diangkat derajat dan martabatnya, mereka hidup dalam keabadian waktu, dengan ganjaran kenikmatan di alam barzakh, dan nantinya di Surga-Nya Allah subhanahu wata'ala. Lalu bagaimana dengan kita, sebagai generasi penerus kemerdekaan..? Bagi kita yang saat ini menikmati kemerdekaan atas jasa pahlawan, hendaknya kita mensikapi ayat al-Quran diatas dapat meneladani dan mampu mengambil pelajaran. Jiwa kepahlawanan para syuhada kusuma bangsa tidak boleh mati, akan tetapi terus hidup. Kegiatan menghidupkan kembali jiwa dan rasa kepahlawanan ini dengan memperingati peristiwa 10 Nopember sebagai hari pahlawan.

Diantara upaya untuk menghargai para pahlawan pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Meneladani sikap pahlawan

Seluruh masyarakat Bangsa Indonesia, guru, siswa dan para pelajar dapat meneladani sikap pahlawan seperti semangat nasionalisme, patriotisme, saling menghormati, persatuan dan kesatuan, kebersamaan, tanggung jawab, dan membela kebenaran sebagaimana telah dicontohkan dan diamalkan oleh para pejuang Bangsa Indonesia.

2. Mendo’akan pahlawan

Mendoakan pahlawan yang telah gugur adalah bentuk rasa terima kasih atas jasa dan pengorbanan mereka.

3. Bersyukur atas kemerdekaan Bansa Indonesia

Syukur adalah salah satu bentuk indikasi kita termasuk menghargai para pahlawan pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7 berikut :

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras." (QS. Ibrahim ayat 7)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa, setiap orang yang bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan, maka akan diberikan kenikmatan yang lebih banyak lagi. Beda halnya dengan orang yang tak mau mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dia akan mendapatkan ganjaran yang setimpal

4. Menjalankan Pancasila dan peraturan lainnya

Salah satu cara menghargai jasa pahlawan adalah dengan menjalankan Pancasila atau memahami maknanya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Memperingati peristiwa penting

Peristiwa penting yang dapat diperingati include hari kemerdekaan Indonesia, hari Sumpah Pemuda, hari lahirnya Pancasila, dan hari Pahlawan. Peringatan ini dapat dilakukan dengan upacara bendera.

Sebagai penutup artikel kemerdekaan ini, mari kita bermuhasabah dan berupaya menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dan jujur sebagai cerminan iman dan ketakwaan kita pada Allah swt.

Bangsa Indonesia akan mendapatkan banyak keberkahan dari Allah Ta’ala tatkala seluruh penduduknya beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al A’raf ayat 96 berikut :

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al A’raf ayat 96s)

Mari menjadi pribadi yang cerdas dalam menggunakan kesempatan yang diberikan oleh Dzat yang Maha Kasih dan Sayang. Sebagaimana judul artikel ini yaitu “Menjadi Penduduk Makmur dengan Banyak Bersyukur dan Jujur.”

Bersyukur atas 79 tahun kemerdekaan Bangsa Indonesia akan menambah kenikmatan-kenikmatan dari Allah bagi Bangsa kita tercintaDengan selalu berperilaku jujur dalam setiap amal kita akan menuntun kita kepada kebenaran, kebaikan dan surganya Allah Ta’ala serta terhindar dari perbuatan keji yang dapat menjerumuskan kita ke api nerka. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. sebagi berikut :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ .وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim).

Kejujuran akan memberikan ketenangan karena sesuai dengan fitrah manusia, sedangkan kebohongan akan mengakibatkan kebimbangan dan kegalauan karena bertentangan dengan fitrahnya. Bismillah, mari kita menjadi hamba Allah sekaligus penduduk Bangsa Indonesia yang senantiasa bersyukur dan jujur untuk keberkahan, kedamaian dan kemakmuran Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Membatik Thikclinpo

Wina Rahmatika

Hari Pertama Masuk Sekolah & MPLS Ramah SD Islam Pangeran Diponegoro

admin

Perbanyak Shalawat di Bulan Kelahiran Sang Insan Teladan

admin

Menjadi Penduduk Makmur dengan Banyak Bersyukur dan Jujur

admin
Need Help?